Featured Post

Cinema 21

CINEMA 21, merupakan kelompok bioskop terbesar di Indonesia yang memulai kiprahnya di industri hiburan sejak tahun 1987. Cinema XXI berada di bawah naungan PT Nusantara Sejahtera Raya. Seiring dengan tuntutan perkembangan zaman, Cineplex 21 Group telah melakukan sejumlah pembenahan dan pembaharuan,…

Pelestarian Alam di Bandung Tempo Dulu



bandung tempo dulu
Suasana Bandung Jaman Dulu 



Pelestarian Alam di Bandung Tempo Dulu
Untuk menjaga kelestarian alami asli Kota Bandung dan sekitarnya, para bijak bestari pendiri kota ini, pagi-pagi telah mendirikan Bandoengcshe Comite tot Natuurbescherming Komite Bagi Perlindungan Alam di Bandung). Komite yang didirikan pada tahun 1917 di Bandung ini, dipimpin oleh : Dr. Doters van Leewen sebagai ketua. Dengan anggota pengurusnya terdiri dari Meneer : K.A.R. Bosscha, F.W.R. Diemont, P.Holten dan W.H. Hoogland.

Komite berhasil mengumpulkan dana sebesar f.3.000,- sebagai modal dasar bagi menjaga kelestarian lahan hijau di dalam Kota Bandung.

Komite merencanakan, koservasi seluruh Wilayah Bandung Utara, khususnya daerah sekitar air terjun Curug Dago.

Daerah sekitar Dago Waterval ini direncanakan menjadi  Soenda Openlucht Museum atau dalam bahasa kita Museum Alam terbuka Sunda. 

Salah satu kenang-kenangan dari Komite ini buat generasi sekarang adalah huize Dago atau kemudian biasa disebut Dago Thee huis.

Sayang, sejarah kemudian membuktikan,bahwa manusia-manusia penghuni Kota Bandung yang datang kemudian, cuma bisa mewarisi bangunan kota beserta segenap isinya, tanpa sanggup meneruskan semangat dan kearifan dari para pendiri Komite Bagi Perlindungan Alam di Bandung.

Tidak banyak hal yang bisa kita ketahui tentang hasil upaya kerja dari komite ini, selain sejenis tanaman anggrek yang ditemukan oleh Dr. W.D. van Leewn dkk. di wilayah Kota Bandung yang kemudian mereka menamakan Microstylis Bandoengensis. Sejenis anggrek kecil yang langka di dunia.









Related Posts

Posting Komentar

Subscribe Our Newsletter