Featured Post

Cinema 21

CINEMA 21, merupakan kelompok bioskop terbesar di Indonesia yang memulai kiprahnya di industri hiburan sejak tahun 1987. Cinema XXI berada di bawah naungan PT Nusantara Sejahtera Raya. Seiring dengan tuntutan perkembangan zaman, Cineplex 21 Group telah melakukan sejumlah pembenahan dan pembaharuan,…

Peninggalan Arkeologis di Jawa Barat



Peninggalan Arkeologis di Jawa Barat
Candi Cangkuang di kabupaten Garut 


Peninggalan Arkeologis 
Sebagai bekas wilayah kerajaan Hindu Buddha, Tatar Sunda sebenarnya kaya dengan temuan arkeologi berupa bangunan suci berbentuk altar, bangunan teras berundak, atau candi. Kata candi memang tidak dikenal, kata yang populer adalah kabuyutan. Dengan demikian, anggapan bahwa tatar Sunda miskin akan temuan candi, agaknya harus mulai dihilangkan.

Kenyataannya, di sepanjang bekas wilayah Tatar Sunda kaya akan temuan arkeologi khususnva dari masa Hindu Buddha, baik tinggalan tradisi megalitik maupun percandian. Tinggalan arkeologi itu menyebar di beberapa tempat, antara lain Lebak (sekarang termasuk Propinsi Banten), Bogor, Karawang, Cianjur, Sukabumi, Bandung, Sumedang, Garut, Tasikmalaya, Ciamis, Majalengka, dan Kuningan.


Bangunan suci berupa percandian, beberapa diantaranya seperti di Ciwongwongan. (Lebak), percandian Cibuaya Batujaya (Karawang), Bojong Menje (Bandung), Cangkuang (Garut), dan Rajegwesi serta Pananjung (Ciamis). 


Sementara itu, bangunan suci berupa tradisi megalitik, misalnya bangunan teras berundak di Cibedug ), Gunung Tampomas, Astana Gede, dan Astana Cipueut (Sumedang), Sanghiyang Lingga (Majalengka), Karangkamulyaan, Gunung Padang, Gunung Panaekan, Astana Gede Kawali (Ciamis). Sumber artikel: Sejarah Tatar Sunda thn 2003 Oleh: Nina H. Lubis, dkk.

Related Posts

Posting Komentar

Subscribe Our Newsletter