Featured Post

Cinema 21

CINEMA 21, merupakan kelompok bioskop terbesar di Indonesia yang memulai kiprahnya di industri hiburan sejak tahun 1987. Cinema XXI berada di bawah naungan PT Nusantara Sejahtera Raya. Seiring dengan tuntutan perkembangan zaman, Cineplex 21 Group telah melakukan sejumlah pembenahan dan pembaharuan,…

Sejarah BRI Pada Masa Penjajahan Belanda





Suasana BRI di daerah Tegal Jawa Tengah tempo dulu 


BRI Pada Masa Agresi Belanda
Masalah yang timbul dari situasi keamanan dan politik bagi perkembangan BRI sebagai "bank baru" pada awal masa operasinya, tidak hanya berhenti sampai pada masalah keh.adiran NICA. Masalahnya menjadi lebih berat lagi ketika terjadi Agresi Militer Belanda pada tahun 1947 (Chish I).

Agresi ini mernungkinkan Belanda (NICA) kembaIi menguasai hampir seluruh wilayah Indonesia sehingga wilayah RI tinggal hanya di pedalaman Jawa dan Sumatera saja. Adanya pembagian wilayab basil dari Perjanjian Renville yang merugikan RI, ternyata mengganggu kelancaran operasi BRI karena wilayah kerjanya semakin sempit. Jumlah Kantor Cabang di Jawa dan Madura yang semula 68 dipersempit menjadi 29 yang langsung dipimpin oleh Kantor Besar di Yogyakarta.

Gangguan itu dirasakan semakin berat dengan dioperasikannya kembali Algemeene Volkscredietbank (AVB)oleh pemerintah NICA. AVB kembali beroperasi di wilayah yang dikuasai pemerintahan NICA. Selain tidakmengakui keberadaan pemerintah NICA juga menuntut agar BRI dilebur ke dalam AVB.

Ini masalah yang rumit baik secara organisatoris maupun politis. Suatu hal yang tidak dapat dihindari dari adanya dua lembaga ini adalah munculnya pegawai yang pro dan kontra. Pada umumnya bagi mereka yang tidak mau bergabung dengan AVB dianggap non-cooperative.

Situasi tersebut di atas menjadi semakin berat lagi setelah terjadi kembali Agresi Militer Belanda pada tahun 1948 (Clash II). BRI yang berada di daerah RI oleh NICA dikembalikan menjadi AVB. Para direksinya (Harsoadi dan Soegiono) serta para kepala bagiannya (Achmad Soemarsono, Soerastio, Ramelan dan Soedarto) ditangkap atas tuduhan menggelapkan uang BRI untuk membantu para pejuang kemerdekaan.29).

Kondisi itu menyebabkan kegiatan operasional BRI praktis terhenti sela ma kurang lebih satu tahun, sampai Perjanjian Roem-Royen disepakati pada tanggal 7 Mei 1949.*** Sumber artikel: Seratus Tahun Bank Rakyat Indonesia 1945-1995





Related Posts

Posting Komentar

Subscribe Our Newsletter